Hai Sob, pernahkah kita berfikir kalau sebenarnya kita nanti akan
menjadi anak yang baru dilahirkan dari seorang ibu kembali ? Mungkin ada yang
pernah dan ada pula yang tidak.
Karena hal tersebut, gw ingin memberikan sebuah motivation story
buat sobat-sobat semua yang berkenaan dengan kembalinya kita menjadi seorang
yang mirip dengan bayi.
Udah nggak sabar ? #lebay yukk baca dan jadikan ini sebagai cerita yang dapat memotivasi diri kita. Bahkan kalau ada orang tua kita atau mungkin kita sendiri yang melakukan kesalahan yang sama dengan tokoh dalam cerita buruan dirubah deh...
Simak cerita berikut ini:
AKU AKAN KEMBALI MENJADI BAYI
Seorang lelaki tua
tinggal bersama anak laki-lakinya, menantu dan cucunya yang baru berusia 4
tahun. Tangan lelaki tua itu gemetaran, matanya kabur dan jalannya
tertatih-tatih.
Keluarga ini selalu
makan bersama di meja, namun tangan orang tua mereka yang gemetaran membuat
makan menjadi pekerjaan yang sulit baginya. Pastei (pie) menggelinding dari
sendoknya jatuh ke lantai. Bila ia meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak
meja. Menantunya menjadi jengkel karena kotoran yang diakibatkannya.
“Kita harus berbuat
sesuatu terhadap ayah,” kata sang menantu
“Aku sudah tidak sabar lagi melihat tumphan
susu, berisiknya kunyahan dan makanan yang jatuh ke lantai.”ucap sang menantu
Kemudian suami istri
itu menyediakan meja kecil di pojok rumah. Di meja ini ayah mereka makan seorang
diri. Karena sang ayah juga memecahkan satu atau dua piring, maka makanan di
meja kecil ini disajikan dalam mangkuk terbuat dari kayu.
Bila keluarga ini
melihat sekilas kearah lelaki tua itu, terkadang tampak matanya berkaca-kaca
selagi ia duduk sendiri. Apabila sang kakek menjatuhkan garpu atau menumpahkan
makanan, mereka menegurnya dengan keras. Sang cucu yang beumur 4 tahun
diam-diam menyaksikan kejadian itu.
Suatu petang, sebelum
makan malam, sang ayah menyaksikan anaknya bermain-main dengan
potongan-potongan kayu dilantai. Dengan manis ia bertanya, “Lagi bikin apa, Nak?”
Sang anak dengan manja
menjawab, “Oh…, aku sedang membuat mangkuk kecil untuk makan Papa dan Mama bila
aku sudah besar nanti.”
Anak umur 4 tahun ini
tersenyum manis lalu kembali bekerja.
Kata-kata si anak
menampar kedua orangtuanya sehingga mereka tak kuasa berkata-kata. Air mata
mulai mengalir di pipi mereka. Meskipun keduanya tidak berbicara, tapi mereka
tahu apa yang harus segera dilakukan.
Malam itu juga, sang
suami memegang dengan lembut tangan ayahnya lalu membimbingnya ke meja
keluarga. Dan suami istri itu tidak pernah lagi mempedulikan garpu yang jatuh,
susu yang tumpah dan taplak meja yang kotor.
Apa yang dapat kita temukan dari cerita tersebut ?
Simple saja kok,, dan gw yakin sobat-sobat semua pasti juga sudah tahu. Kita sebagai seorang anak tidak boleh lupa bagaimana jasa orang tua kita semasa hidupnya. Kita tidak boleh lupa untuk berterimakasih atas jasa mereka. dan yang terpenting kita harus ingat kalau suatu saat kita akan kembali seperti mereka (yang sudah tua). dan yang harus menjadi bahan pemikiran huat kita adalah terkadang kita lupa bagaimana untuk mencintai seseorang.
Dimohon dengan sangat..Kalau anda yang mengunjungi blog ini ingin mengcopy artikel sangat diperbolehkan,,namun jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya ya.. http://dapetilmubareng.blogspot.com
kami menanti saran dan krtik dr anda semua...
ReplyDeletedan memeberikan sesuatu yang terbaik bagi orang tua kita saat ini adalah hal yang menyenangkan..
ReplyDelete